Satelit9.com,Aceh-Ketua Panwas Aceh Nyak Arief Fadhillah Syah mengimbau aparat keamanan untuk mengantisipasi potensi kekerasan dan memberikan perlindungan bagi warga di perdesaan maupun pedalaman agar dapat mencoblos dengan tenang hari ini.
Warga Aceh akan mencoblos untuk memilih gubernur, 13 bupati dan empat wali kota secara serempak.
"Potensi kecurangan sangat besar karena warga perdesaan, kepala desa, dan petugas pemungutan suara telah mengalami teror dan intimidasi untuk meraih kemenangan dari para pendukung calon," ujar Nyak Arief .
Kampanye Pemilu Kada Aceh berakhir Jumat (5/4) setelah berlangsung selama 14 hari untuk menarik simpati 3,24 juta pemilih di provinsi tersebut.
Nyak Arief membeberkan sejumlah teror dan intimidasi sebagian besar terjadi di pedalaman Pidie, Bireuen, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Bener Meriah. Ini disebabkan akses yang terbatas dan kelangkaan jaringan informasi.
"Berdasarkan pengalaman di pemilu kada 2006 dan pemilu legislatif 2009, intimidasi bisa sangat kasar selama masa tenang. Jika ada kandidat yang tidak menang, nyawa dari kepala desa atau petugas pemungutan suara bisa terancam," paparnya.
Disamping ada potensi kecurangan oleh penyelenggara pemilu di tingkat kecamatan, mereka juga kerap diintimidasi oleh pendukung para calon kepala daerah.
"Sangat sulit untuk mengidentifikasi siapa pelakunya karena sering tidak ditemukan saksi atau bukti. Warga umumnya menolak untuk melaporkan," jelas Ketua Panwas.
Karena itu, Nyak Arief mengimbau warga Aceh untuk melawan segala bentuk intimidasi dan teror.
"Jika kita takut, kelompok ini akan semakin agresif dan dapat mencederasi proses demokrasi yang sedang dibangun di Aceh."
Panwaslu mengirimkan 270 relawan ke daerah rawan itu untuk memantau proses pemilihan.
Di samping itu, pemilu kada Aceh ini juga dipantau oleh sejumlah organisasi lokal, nasional, dan internasional.
Sejak tahapan pemilu kada dimulai, Panwas menemukan 59 kasus kekerasan selama masa kampanye termasuk enam kasus kriminal yang melibatkan pendukung para kandidat.
Panwas melaporkan kasus ini ke Komite Independen Pemilihan (KPI) Aceh dan Polda Aceh.
Tim pengawas pemilu Aceh juga menerima 57 laporan kekerasan dan intimidasi selama pemilu yang sebagian besar dilakukan pendukung Irwandi Yusuf dan Zaini Abdullah.
Direktur Eksekutif Koalisi LSM HAM Evi Narti Zein mengaku para relawan sering diintimidasi saat melakukan pemantauan proses pemilu kada.
"Sejumlah relawan kami kerap diintimidasi di kabupaten saat memantau proses pemilu di masa kampanye," jelas Evi yang menambahkan pihaknya telah menempatkan 108 relawan di 18 kabupaten/kota.
Adapun, Direktur Eksekutif Forum NGO Aceh Sudarman, menjelaskan setidaknya ada 40 kasus kekerasan selama masa kampanye yang melibatkan tim sukses atau pendukung para kandidat.
Kasus kekerasan itu, pada umumnya terjadi di pesisir timur Aceh.
TNI menjamin
Satu hal, seperti dikutip Kepala Bagian Humas Sekda Aceh Timur Eddyanto, Dandim 0114/Aceh Timur Letkol (Inf) Mohamad Hasan, mengimbau masyarakat khususnya di tiga wilayah yakni Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang agar menggunakan hal pilihnya pada pemilu kada.
TNI dan Polri telah siap mengamankan masyarakat yang akan menggunakan hak pilihnya dalam pemilu kada.
Untuk kelancaran dan suksesnya pemilu kada, Dandim juga meminta tim sukses, pendukung para kandidat baik gubernur maupun bupati dan wali kota tidak mengintimidasi, ancaman dan pemaksaan kehendak kepada masyarakat.
"Ayo kita lawan bersama-sama setiap intimidasi dan kekerasan dalam pemilu kada ini. Dalam memberikan pengamanan kepada masyarakat, personel TNI Kodim 0104/Aceh Timur terus melakukan patroli rutin bersama unsur Polri terutama di kawasan yang dianggap rawan," kata Mohamad Hasan, Minggu (8/4).
Personel Kodim 0104 Aceh Timur bukan hanya memberikan pengamanan ketika berlangsungya pemilihan, akan tetapi siap siaga hingga selesainya penghitungan suara.(Ant/col)
