Satelit9.com,Jakarta - Lebih dari 1000 orang dari Gerakan Anti SBY (GAS) berunjuk rasa di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta petang tadi (Minggu, 20/5). Pendemo mayoritas adalah anak-anaka muda. Sekitar 50 pedagang kali lima juga ikut ambil bagian dalam aksi yang mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional itu.
"Ini kan gerakan rakyat, yang sah dalam alam demokrasi. Gerakan ini menuju perubahan karena pemerintah sekarang ini kami anggap gagal total," ujar Koordinator Lapangan aksi tersebut, Yosef Nggarang, (Minggu Malam, 20/5).
Dalam yang mengambil momentum Hari Kebangkitan Nasional itu, mereka kembali mengusung isu Tiga Tunturan Rakyat atau Tri Tura. Mereka menyebutnya, Tri Tura II.
Pertama, mereka mendesak pemerintah untuk menurunkan harga-harga kebutuhan pokok masyarakat. Dia mengingatkan, akibat wacana kenaikan harga bahan bahan bakar minyak bulan lalu, harga-harga sudah keburu naik, meski harga BBM tak jadi dinaikkan.
"Kami minta itu diturunkan. Kedua, Kami meminta turunkan SBY-Boediono bersama rejimnya. Kami menganggap dia sudah gagal dalam dua periode kepemimpinannya," bebernya.
Ketiga, mereka menuntut agar semua UU yang menyengsarakan rakyat dicabut. Salah satu contohnya UU yang menyengsarakan rakyat adalah UU Migas.
"Kami sudah mengajukan uji materiil ke Mahkamah Konstitusi. Itu dipelopori Din Syamsuddin," imbuhnya.
Hari ini kan hari libur, kepada siapa tuntutan itu tadi disampaikan?
"Ini kan momen kebangkitan. Tapi sama saja. Kita aksi di hari kerja di depan gedung DPR, tidak ada yang peduli dengan kita," jawabnya.
Lalu kalau tidak diperdulikan, apa selanjutnya yang akan dilakan oleh GAS?
"Ini awal dari sebuah kebangkitan bahwa rakyat semakin kuat. Besok teman-teman mahasiswa akan mengepung DPR. Kalau kami kondisinya tidak memungkinkan. Tapi dalam waktu dekat akan turun lagi dengan isu Tri Tura," tandasnya.(ida/deva)
