Satelit9.com,Pontianak-Siapa saja tak tertutup kemungkinan akan dijadikan ambition korban aksi bom bunuh diri oleh para teroris, termasuk umat Islam yang selama ini dikenal moderat, seperti warga Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, saat berbicara dalam salah satu sesi pada acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Hotel Mahkota, Pontianak, Kalimantan Barat, (Jumat, 18/5)malam.
"Saya bukan mengadu domba. Tapi itulah sebetulnya. Sebetulnya saya mau bikin marah Muhammadiyah, Banser (NU). Anda itu jadi ambition mereka tanpa disadari," ujar purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir inspektur jenderal ini.
Karena, Ansyaad mengingatkan, para teroris itu merasa memperjuangkan Islam. Sedangkan umat Islam selain mereka dianggap sebagai pengkhianat Islam.
"Kiai yang bekerja sama dengan pemerintah, yang setuju dengan NKRI, Pancasila itu dianggap thoghut semua. Jadi alamatnya (incaran teroris) kira-kira Muhammadiyah, NU," katanya lagi mengingatkan.
Karena itu, untuk mencegah perekrutan terorisme di tengah masyarakat dan termasuk mencegah terjadinya kembali aksi terorisme di Indonesia, BNPT mengajak warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat lainnya untuk menjadi pemain kunci di lapangan dalam menanggulanginya.
"Jadi kalau baret-baret mereh ini berdiri di jalan saja, nggak ada apa-apanya mereka itu," ujarnya sambil menunjuk puluhan anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang berdiri di ruangan acara.
"Apalagi kalau para dai itu mau bergerak, berperang melawan ideologi mereka, ideologi yang mengatasnamakan agama Islam, agama kita bersama," sambung mantan Kapolda Kalimantan Barat ini.(kevin)
Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, saat berbicara dalam salah satu sesi pada acara Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Hotel Mahkota, Pontianak, Kalimantan Barat, (Jumat, 18/5)malam.
"Saya bukan mengadu domba. Tapi itulah sebetulnya. Sebetulnya saya mau bikin marah Muhammadiyah, Banser (NU). Anda itu jadi ambition mereka tanpa disadari," ujar purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir inspektur jenderal ini.
Karena, Ansyaad mengingatkan, para teroris itu merasa memperjuangkan Islam. Sedangkan umat Islam selain mereka dianggap sebagai pengkhianat Islam.
"Kiai yang bekerja sama dengan pemerintah, yang setuju dengan NKRI, Pancasila itu dianggap thoghut semua. Jadi alamatnya (incaran teroris) kira-kira Muhammadiyah, NU," katanya lagi mengingatkan.
Karena itu, untuk mencegah perekrutan terorisme di tengah masyarakat dan termasuk mencegah terjadinya kembali aksi terorisme di Indonesia, BNPT mengajak warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat lainnya untuk menjadi pemain kunci di lapangan dalam menanggulanginya.
"Jadi kalau baret-baret mereh ini berdiri di jalan saja, nggak ada apa-apanya mereka itu," ujarnya sambil menunjuk puluhan anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) yang berdiri di ruangan acara.
"Apalagi kalau para dai itu mau bergerak, berperang melawan ideologi mereka, ideologi yang mengatasnamakan agama Islam, agama kita bersama," sambung mantan Kapolda Kalimantan Barat ini.(kevin)
