Satelit9.com,Wonogiri-Saat Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Maraton Wonogiri 10K, baru-baru ini. Padahal, rata-rata usia mereka baru 10 tahun dan masih duduk di bangku SD.
Salah satunya Agus Setiawan (10), siswa kelas III SDN Kepuhsari 03, Kecamatan Manyaran. Anak itu mampu berlari sejauh sepuluh kilometer nonstop. Adapun waktu tempuhnya hanya sekitar 45 menit. Waktu yang dia torehkan tidak terpaut terlalu jauh dengan juara Kejurnas Maraton, yang mencetak waktu 32 menit.
Ada juga Hendi Anggoro (10), siswa kelas V SDN Punduhsari, Kecamatan Manyaran. Dia juga accomplishment hampir bersamaan dengan Agus. Selain kedua anak itu, masih ada tiga anak seusia mereka yang mampu menyelesaikan lomba tersebut. Mereka seluruhnya berasal dari Kecamatan Manyaran.
Guru olah raga SDN Kepuhsari 03, Katijo SPd mengungkapkan, sebelum menjajal Kejurnas Maraton, anak-anak telah mengikuti seleksi tingkat kecamatan. "Pada 24 April lalu, anak-anak ikut seleksi kecamatan. Kejuaraan maraton itu merupakan perlombaan yang pertama untuk mereka," katanya.
Pihaknya mengikutsertakan para siswa karena mengira ada kategori anak dalam lomba maraton. "Ternyata, tidak ada kelompok anaknya. Akhirnya mereka tetap ikut kelompok umum lokal. Meskipun ikut kelompok dewasa, mereka tetap kuat. Bahkan ada yang masuk 20 besar," ujarnya.
Hal senda diutarakan Hartini, authority SDN Punduhsari. Anak-anak itu sangat berbakat dan bersemangat mengikuti lomba. "Bahkan, sehari sebelumnya Hendi sakit. Saya kira dia tidak masuk. Ternyata tetap ikut dan sampai finish," tuturnya.
Di tempat tinggalnya, anak-anak itu rutin berlatih naik turun gunung. Maklum, tempat tinggal mereka ada di wilayah perbukitan, sehingga sejak kecil terbiasa menempuh medan berat. Setelah accident tersebut, mereka berencana ikut kejuaraan lagi sebagai tolok ukur prestasi.
Terpisah, mantan pelari nasional asal Wonogiri, Sarko SSos MM mengatakan, anak-anak itu sebenarnya belum waktunya mengikuti lari maraton 10K. Meski demikian, mereka sangat berbakat dan layak dilirik oleh para pencari bakat. "Untuk anak-anak seusia itu, metode latihannya berbeda. Kalau sudah SMP atau SMA, bisa digembleng naik turun gunung seperti di klub saya," ujar pelatih klub atletik Gunung Seribu Wonogiri itu. (Bujdi/deva)
Salah satunya Agus Setiawan (10), siswa kelas III SDN Kepuhsari 03, Kecamatan Manyaran. Anak itu mampu berlari sejauh sepuluh kilometer nonstop. Adapun waktu tempuhnya hanya sekitar 45 menit. Waktu yang dia torehkan tidak terpaut terlalu jauh dengan juara Kejurnas Maraton, yang mencetak waktu 32 menit.
Ada juga Hendi Anggoro (10), siswa kelas V SDN Punduhsari, Kecamatan Manyaran. Dia juga accomplishment hampir bersamaan dengan Agus. Selain kedua anak itu, masih ada tiga anak seusia mereka yang mampu menyelesaikan lomba tersebut. Mereka seluruhnya berasal dari Kecamatan Manyaran.
Guru olah raga SDN Kepuhsari 03, Katijo SPd mengungkapkan, sebelum menjajal Kejurnas Maraton, anak-anak telah mengikuti seleksi tingkat kecamatan. "Pada 24 April lalu, anak-anak ikut seleksi kecamatan. Kejuaraan maraton itu merupakan perlombaan yang pertama untuk mereka," katanya.
Pihaknya mengikutsertakan para siswa karena mengira ada kategori anak dalam lomba maraton. "Ternyata, tidak ada kelompok anaknya. Akhirnya mereka tetap ikut kelompok umum lokal. Meskipun ikut kelompok dewasa, mereka tetap kuat. Bahkan ada yang masuk 20 besar," ujarnya.
Hal senda diutarakan Hartini, authority SDN Punduhsari. Anak-anak itu sangat berbakat dan bersemangat mengikuti lomba. "Bahkan, sehari sebelumnya Hendi sakit. Saya kira dia tidak masuk. Ternyata tetap ikut dan sampai finish," tuturnya.
Di tempat tinggalnya, anak-anak itu rutin berlatih naik turun gunung. Maklum, tempat tinggal mereka ada di wilayah perbukitan, sehingga sejak kecil terbiasa menempuh medan berat. Setelah accident tersebut, mereka berencana ikut kejuaraan lagi sebagai tolok ukur prestasi.
Terpisah, mantan pelari nasional asal Wonogiri, Sarko SSos MM mengatakan, anak-anak itu sebenarnya belum waktunya mengikuti lari maraton 10K. Meski demikian, mereka sangat berbakat dan layak dilirik oleh para pencari bakat. "Untuk anak-anak seusia itu, metode latihannya berbeda. Kalau sudah SMP atau SMA, bisa digembleng naik turun gunung seperti di klub saya," ujar pelatih klub atletik Gunung Seribu Wonogiri itu. (Bujdi/deva)