• Jelajahi

    Copyright © Informasi Tanpa Batas
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Top Ads

    Iklan 300x250

    728x90 AdSpace

    Kesenjangan Ekonomi Indonesia Lebih Parah Ketimbang Uni Eropa

    Last Updated 2012-05-18T22:51:01Z

    Satelit9.com,Jakarta-Kesenjangan ekonomi antaranggota Uni Eropa (UE) tidak lebih tajam dibandingkan dengan gap antara penduduk kaya dan miskin di Indonesia. Namun, hal itu sudah mendatangkan masalah berupa krisis utang yang bakal berujung pada kebangkrutan Yunani dan mengguncangkan UE.
    Padahal, jumlah penduduk miskin di Yunani yang hanya sebagian kecil dari UE itu, jauh lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia. Untuk itu, pemerintah mesti mengantisipasi kemungkinan pecahnya masalah sosial di Tanah Air dalam sepuluh tahun ke depan akibat kian lebarnya kesenjangan ekonomi.
    Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro, mengungkapkan kondisi kesenjangan ekonomi di Indonesia sebenarnya lebih parah dibandingkan dengan UE. Dengan kondisi seperti itu, UE bisa terguncang akibat ambruknya Yunani. Selain utang, penyakit yang mematikan UE itu adalah disparitas antara wilayah kaya dan miskin yang dibiarkan tanpa penyelesaian.
    "Indonesia bisa terjermus seperti Uni Eropa. Namun, yang menggelisahkan adalah kesenjangan sosial. Sebab, dari daftar 40 orang kaya di Indonesia menunjukkan betapa telah terjadi peningkatan kekayaan yang pesat dari tahun sebelumnya. Namun, hanya dinikmati oleh kelompok cool kaya tersebut," ungkap Setyo di Jakarta, Jumat (18/5).
    Saat ini, lanjut dia, rata-rata setiap penduduk Indonesia menanggung utang negara lebih dari delapan juta rupiah. Padahal, lebih dari separo dari absolute 237 juta jiwa penduduknya masuk dalam kategori miskin versi Bank Dunia.
    "Jika 2010, kekayaan 40 orang terkaya Indonesia sebesar 680 triliun rupiah setara dengan kekayaan sekitar 15 juta keluarga atau 60 juta jiwa batten miskin, pada 2011 justru lebar, yakni setara dengan 85 juta jiwa penduduk Indonesia," jelas Setyo.
    Selain itu, selama lima tahun terakhir, kekayaan 40 orang terkaya di Indonesia naik rata-rata 80 persen per tahun. "Ironisnya, kekayaan yang dimiliki oleh 43 ribu orang terkaya Indonesia hampir setara dengan akumulasi kepemilikan 60 persen penduduk atau 140 juta orang."
    Jurang pemisah antara penduduk kaya dan miskin di Indonesia dalam 30 tahun terakhir makin menganga. Meski statistik pemerintah mengesankan orang miskin kurang dari 10 persen, jika dihitung dengan metodologi yang lebih realistis, sekitar 80 persen penduduk tidak menikmati pendapatan per kapita 3.500 dollar AS per tahun.
    Dalam 5-10 tahun mendatang, kesenjangan sosial akan makin parah karena defisit stok pangan memaksa Indonesia mengimpor dan mengikuti harga pangan internasional yang cenderung naik. Akibatnya, jumlah penduduk miskin yang oleh pemerintah tidak dikategorikan miskin kian bertambah karena pendapatan mayoritas masyarakat tidak bisa mengejar inflasi dari harga pangan.
    Utang Menggunung
    Apabila kondisi itu terus dibiarkan terbuka, kemungkinan terjadi perang antara kelas miskin dan kaya. Tindakan anarkisme bakal makin sering muncul, dan indikasi tersebut telah tampak belakangan ini.
    Senada dengan Setyo Budiantoro, pengamat kebijakan publik, John Palinggi, membenarkan kondisi di Uni Eropa tidak seberapa dibandingkan Indonesia yang kesenjangan sosialnya lebih lebar, utang menggunung, dan jumlah penduduk miskin lebih banyak.
    Oleh karena itu, John mengingatkan jika pengelolaan utang yang kini hampir mencapai 2.000 triliun rupiah tidak dilakukan secara cermat, Indonesia akan mengalami nasib serupa dengan Yunani. Pemerintah harus menghentikan kebiasaan menumpuk utang tiap tahun.
    "Pada 2005, utang kita sekitar 1.350 triliun rupiah. Saat ini, utang kita sekitar 1.900 triliun rupiah. Kalau utang tidak dikelola dengan baik, saya khawatir kita akan bernasib seperti Yunani," tegas John.
    Menurut dia, krisis Yunani terjadi karena kesalahan pemerintah mengelola perekonomian. Negeri Para Dewa itu terlalu mengandalkan utang untuk membiayai kegiatan ekonomi negara, sementara mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan utang.
    "Mereka tidak memiliki kekayaan sumber alam seperti Indonesia," jelas dia. Namun, tukas John, bukan berarti sumber daya alam Indonesia yang melimpah itu bakal melepaskan negara dari jebakan utang. "Utang Indonesia yang kian menggunung juga mengancam masa depan ekonomi Indonesia," kata dia.(Joyo)
    Komentar
    • Kesenjangan Ekonomi Indonesia Lebih Parah Ketimbang Uni Eropa

    Terkini

    Topic Popular