Satelit9.com,Kolombia-Pihak berwenang menemukan dan berhasil menonaktifkan sebuah bom di teater Buenos Aires pada Selasa (22/5) tempat mantan presiden Kolombia, Alvaro Uribe, akan berpidato.
Uribe, yang dikenal atas kebijakan dan penerapan hukum yang tegas selama masa jabatannya sebagai presiden di Kolombia pada 2002-2010, dijadwalkan untuk berpidato di Teater Grand Rex di pusat kota Buenos Aires pada Rabu (23/5) dan tetap berniat untuk menjalankan tugasnya ini.
Pihak keamanan teater dan perawatan gedung menemukan bom itu di lantai dua, tempat Uribe merencanakan untuk “mengadakan pesta cocktail dengan sejumlah undangan” setelah konferensi pers, demikian hasil investigasi Hakim Norberto Oyarbide.
Seorang petugas hukum mengatakan bom yang diaktifkan dengan ponsel itu disembunyikan di sebuah lampu.
Berbicara pada anchorman di pintu masuk teater, Oyarbide mengatakan bom itu “sederhana, namun cukup besar untuk membunuh orang-orang yang berada di dekatnya.”
Kepolisian federal kemudian segera memberangkatkan pakar bom ke lokasi dan menutup jalanan di sekitar teater selama lebih dari satu jam di daerah sibuk Corrientes Avenue, di ibu kota Argentina.
Setelah pencarian yang melelahkan untuk mengecek keberadaan alat lain, sekitar 30 petugas polisi tetap berada di pintu masuk, menghentikan siapa pun untuk memasuki gedung.
Di Bogota, Menteri Pertahanan Kolombia, Juan Carlos Pinzon mengatakan alat itu tampaknya tidak memberikan ancaman yang masih, dan menilainya “tidak sangat serius”. Meski demikian, ia menambahkan bahwa “kami menolak tindakan teroris apa pun, tak peduli sekecil apa pun. Presiden Uribe memiliki dukungan penuh kami.”
Pidato Uribe dalam rangka simposium WOM Leadership 2012, sebuah appointment manajemen dan kepemimpinan yang telah menarik perhatian kelompok kiri untuk melancarkan protes.
Para pembicara lainnya yang dijadwalkan termasuk Manuel Estiarte dengan klub sepak bola FC Barcelona dan Guy Caron dari kelompok sirkus Cirque du Soleil.
Uribe, 59 tahun, akan memberikan pidato “The Transformation of Colombia".
Selama masa kepresidenannya, Uribe mengamankan sebuah perjanjian perdamaian kontroversial dengan pasukan paramiliter sayap kanan Kolombia yang mendorong pembubaran 30 ribu pasukan dan mendorong diwujudkannya perundingan perdamaian dengan gerilya golongan kiri, Pasukan Liberal Nasional (ELN).
Meski demikian kelompok pemberontak sayap kiri terbesar di negara itu, Revolutionary Armed Forces of Colombia menolak negosiasi dengan Uribe dan mencemooh dia sebagai penghasut perang.
Kebijakan garis keras Uribe terhadap gerilyawan sayap kiri Kolombia menghasilkan gelombang protes tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap pasukan bersenjatanya.
Sejumlah pejabat atas dari masa pemerintahannya telah diadili, termasuk Bernardo Moreno, mantan kepala stafnya, dan mantan menteri pertanian, Andres Felipe Arias, sahabatnya.(Afp/col)
Uribe, yang dikenal atas kebijakan dan penerapan hukum yang tegas selama masa jabatannya sebagai presiden di Kolombia pada 2002-2010, dijadwalkan untuk berpidato di Teater Grand Rex di pusat kota Buenos Aires pada Rabu (23/5) dan tetap berniat untuk menjalankan tugasnya ini.
Pihak keamanan teater dan perawatan gedung menemukan bom itu di lantai dua, tempat Uribe merencanakan untuk “mengadakan pesta cocktail dengan sejumlah undangan” setelah konferensi pers, demikian hasil investigasi Hakim Norberto Oyarbide.
Seorang petugas hukum mengatakan bom yang diaktifkan dengan ponsel itu disembunyikan di sebuah lampu.
Berbicara pada anchorman di pintu masuk teater, Oyarbide mengatakan bom itu “sederhana, namun cukup besar untuk membunuh orang-orang yang berada di dekatnya.”
Kepolisian federal kemudian segera memberangkatkan pakar bom ke lokasi dan menutup jalanan di sekitar teater selama lebih dari satu jam di daerah sibuk Corrientes Avenue, di ibu kota Argentina.
Setelah pencarian yang melelahkan untuk mengecek keberadaan alat lain, sekitar 30 petugas polisi tetap berada di pintu masuk, menghentikan siapa pun untuk memasuki gedung.
Di Bogota, Menteri Pertahanan Kolombia, Juan Carlos Pinzon mengatakan alat itu tampaknya tidak memberikan ancaman yang masih, dan menilainya “tidak sangat serius”. Meski demikian, ia menambahkan bahwa “kami menolak tindakan teroris apa pun, tak peduli sekecil apa pun. Presiden Uribe memiliki dukungan penuh kami.”
Pidato Uribe dalam rangka simposium WOM Leadership 2012, sebuah appointment manajemen dan kepemimpinan yang telah menarik perhatian kelompok kiri untuk melancarkan protes.
Para pembicara lainnya yang dijadwalkan termasuk Manuel Estiarte dengan klub sepak bola FC Barcelona dan Guy Caron dari kelompok sirkus Cirque du Soleil.
Uribe, 59 tahun, akan memberikan pidato “The Transformation of Colombia".
Selama masa kepresidenannya, Uribe mengamankan sebuah perjanjian perdamaian kontroversial dengan pasukan paramiliter sayap kanan Kolombia yang mendorong pembubaran 30 ribu pasukan dan mendorong diwujudkannya perundingan perdamaian dengan gerilya golongan kiri, Pasukan Liberal Nasional (ELN).
Meski demikian kelompok pemberontak sayap kiri terbesar di negara itu, Revolutionary Armed Forces of Colombia menolak negosiasi dengan Uribe dan mencemooh dia sebagai penghasut perang.
Kebijakan garis keras Uribe terhadap gerilyawan sayap kiri Kolombia menghasilkan gelombang protes tentang pelanggaran hak asasi manusia terhadap pasukan bersenjatanya.
Sejumlah pejabat atas dari masa pemerintahannya telah diadili, termasuk Bernardo Moreno, mantan kepala stafnya, dan mantan menteri pertanian, Andres Felipe Arias, sahabatnya.(Afp/col)
