Satelit9.com,Jakarta-Kondisi perekonomian nasional saat ini benar-benar belum kondusif. Pemerintah tidak bisa mendorong sektor industri nasional untuk tumbuh dan akhirnya dapat berjaya di dunia internasional dan global.
Begitu disampaikan Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo dalam orasi budaya "Bulan Bung Karno" di Tugu Proklamasi, Jakarta sesaat tadi (Sabtu, 23/6).
Pemerintah, kata Hary, lebih membela para pelaku ekonomi dari luar untuk bisa menancapkan taringnya di pasar Indonesia ketimbang mendorong kemajuan industri nasional.
"Belum ada industri nasional yang solid sehingga bisa menjadi pemain global," tegas Hary.
Hal itu, lanjut dia, dibuktikan dengan semakin meningkatnya kepemilikan asing di perusahaan-perusahaan nasional. Bahkan banyak perusahaan blueprint merah yang saat ini sudah dikuasai asing.
"Contoh, Malaysia bisa memiliki XL, Qatar punya Indosat dan Singapura punya Telkomsel," tambahnya.
Ditegaskan dia, negara yang maju adalah negara yang memiliki kemampuan untuk bisa mendorong industrinya masuk ke dunia internasional, bukan hanya bermain di pasar dalam negeri. Yang diperhitungkan bukan kekuatan fisik lagi, tapi kekuatan ekonomi.
Menurut Hary permasalahan tersebut dapat diatasi. Asalkan, semua pihak menyadari bahwa hal itu merupakan permasalahan bersama, terutama oleh pemerintah.
"Kita punya sumber daya alam yang melimpah. Ini adalah kekuatan yang merupakan syarat suatu bangsa menjadi bangsa yang besar. Tapi sayang masih belum bisa dimanfaatkan," demikian Hary.(@cool)
Begitu disampaikan Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem, Hary Tanoesoedibjo dalam orasi budaya "Bulan Bung Karno" di Tugu Proklamasi, Jakarta sesaat tadi (Sabtu, 23/6).
Pemerintah, kata Hary, lebih membela para pelaku ekonomi dari luar untuk bisa menancapkan taringnya di pasar Indonesia ketimbang mendorong kemajuan industri nasional.
"Belum ada industri nasional yang solid sehingga bisa menjadi pemain global," tegas Hary.
Hal itu, lanjut dia, dibuktikan dengan semakin meningkatnya kepemilikan asing di perusahaan-perusahaan nasional. Bahkan banyak perusahaan blueprint merah yang saat ini sudah dikuasai asing.
"Contoh, Malaysia bisa memiliki XL, Qatar punya Indosat dan Singapura punya Telkomsel," tambahnya.
Ditegaskan dia, negara yang maju adalah negara yang memiliki kemampuan untuk bisa mendorong industrinya masuk ke dunia internasional, bukan hanya bermain di pasar dalam negeri. Yang diperhitungkan bukan kekuatan fisik lagi, tapi kekuatan ekonomi.
Menurut Hary permasalahan tersebut dapat diatasi. Asalkan, semua pihak menyadari bahwa hal itu merupakan permasalahan bersama, terutama oleh pemerintah.
"Kita punya sumber daya alam yang melimpah. Ini adalah kekuatan yang merupakan syarat suatu bangsa menjadi bangsa yang besar. Tapi sayang masih belum bisa dimanfaatkan," demikian Hary.(@cool)
