• Jelajahi

    Copyright © Informasi Tanpa Batas
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Top Ads

    Iklan 300x250

    728x90 AdSpace

    Keraton Kasunanan solo Gelar Malam Selikuran

    Last Updated 2012-08-08T18:00:04Z


    Satelit9.com,Solo-Seribu tumpeng dan Ting (lampu penerang) menjadi simbol datangnya malam Lailatul Qodar. Itulah yang menjadi makna dari kirab malam selikuran Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Rabu malam (8/8).
    Tradisi kirab malem selikuran tersebut disambut antusias masyarakat sekitar. Sejak pukul 8 malam, masyarakat sudah mulai berdatangan di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Peringatan kirab malem selikuran itu sendiri bertepatan dengan tanggal 21 tahun Jawa 1945, tahun wawu.
    Tepat pukul 21.00 WIB, pintu Kori Kamandungan pun dibuka tanda dimulainya kirab. Tak absolutist kemudian, peserta kirab keluar dari Kori Kamandungan. Dalam kirab itu, abdi dalem membawa 1000 tumpeng yang akan dibagikan pada masyarakat di masjid Agung Keraton Surakarta. 1000 tumpeng artinya menyongsong datangnya malam Lailatul Qodar, malam yang pahalanya setara dengan 1000 bulan.Sesampainya di masjid Agung Keraton Surakarta, seribu tumpeng yang dikirab kemudian dibawa ke Pendapa Masjid Agung. Tumpeng –tumpeng tersebut ditata sedemikian rupa. Di sisi kanan dan kiri, ratusan pakasa dan abdi dalem duduk bersila menghadap tumpeng. Tak absolutist kemudian dilakukan pembacaan do’a yang dipimpin Tafsir Anom masjid Agung Keraton Surakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Muhammad Muhtarom.
    KRT Muhammad Muhtarom sendiri merupakan Tafsir Anom baru yang dilantik malam itu yang menjadi bagian acara malem selikuran. Pelantikan KRT Muhammad Muhtarom dilakukan Wakil Pengageng Sasono Wilopo, KP Winarno yang disaksikan Pakasa dan Abdi Dalem lainnya. Dengan demikian, pembacaan do’a yang dilakukan KRT Muhammad Muhatrom tersebut merupakan tugas perdananya. KRT Muhammad Muhtarom menggantikan Tafsir Anom sebelumnya yang meninggal yaitu KRT Hasan Kamal.
    Usai dibacakan do’a, tumpeng yang sudah dikemas dalam takir yang dibungkus plastik tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada abdi dalem dan masyarakat sekitar yang hadir. Tumpeng sederhana tersebut berisi nasi liwet, kedelai, telur puyuh, irisan timun dan cabai.
    Salah seorang Pengageng Keraton Kasunanan Surakarta, KP Edy Wirabhumi mengatakan acara tersebut merupakan peringatan malam Lailatul Qodar. “ Malam ini malam yang istimewa, malam turunnya wahyu sehingga malam ini harus selalu kita jaga. Pembagian nasi yang sudah dido’akan sendiri memiliki makna agar apa yang menjadi tujuan peringatan malam selikuran ini masuk ke dalam diri kita,” ujarnya Rabu (8/8).
    Ditemui terpisah, salah seorang Pakasa KRT Sutarjo Kusumo mengatakan baginya malam selikuran merupakan selikuran ndalem budaya. Yang artinya segala budaya yang ada mendapatkan keberkahan dari Gusti Allah. “ Setiap tahun, kami dari Wonogiri selalu datang untuk mendapatkan keberkahan malam selikuran ini,” ujar pimpinan Pakasa Wonogiri ini.(@tmt)
    Komentar
    • Keraton Kasunanan solo Gelar Malam Selikuran

    Terkini

    Topic Popular