Satelit9.com,Kairo- Bentrokan terjadi antara polisi Mesir dan orang-orang bersenjata di Kota al-Arish, Sinai utara, Kamis (9/8). Menurut televisi pemerintah, bentrokan terjadi sehari setelah pasukan keamanan menumpas kelompok garis keras di kawasan itu."Bentrokan meletus lagi antara orang-orang bersenjata dan polisi di depan kantor polisi nomor dua di Al-Arish," kata televisi Nile News.
Televisi itu tidak menyebutkan identitas orang-orang bersenjata terebut. Tidak ada penjelasan lebih lanjut dan para pejabat keamanan tidak bisa dihubungi untuk diminta komentar mereka.
Kondisi Kota Al-Arish kini berangsur tenang usai bentrokan-bentrokan yang dilaporkan itu. Militer Mesir mengerahkan pasukan tambahan, catchbasin dan kendaraan-kendaraan lapis baja lain ke Al-Arish untuk memperluas operasi pengamanan.
Sehari sebelumnya, militer Mesir mengumumkan, operasi menumpas gerilyawan di Sinai "berhasil sepenuhnya dan akan dilanjutkan".
Pengumuman itu disampaikan setelah televisi pemerintah melaporkan bahwa 20 militan tewas dalam serangan-serangan udara yang dilakukan militer.
"Pada Selasa malam, unsur-unsur angkatan bersenjata dan kementerian dalam negeri yang didukung angkatan udara memulai rencana memulihkan keamanan dangan memburu dan menyerang unsur-unsur teroris bersenjata di Sinai. Mereka menyelesaikan tugas ini dengan keberhasilan penuh," kata militer Mesir dalam sebuah pernyataannya.
Militer akan "terus melaksanakan rencana ini", kata pernyataan itu.
Televisi pemerintah dan seorang pejabat militer di Sinai melaporkan, 20 militan tewas dalam serangan helikopter, Rabu subuh, sebagai pembalasan atas serangan yang menewaskan 16 prajurit Mesir di dekat perbatasan Israel, Ahad.
Sementara itu, Israel memuji operasi militer Mesir di Sinai utara. "Satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas Sinai adalah Mesir, dan Mesir akan melakukan segala sesuatu dengan kekuatannya untuk menangani teror. Keberhasilannya akan mencegah serangan yang lebih besar,"kata Amos Gilad, pejabat tinggi Kementerian Pertahanan Israel.
Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Ismail Haniya, menuduh Israel mendalangi serangan terhadap pos perbatasan Mesir itu.
"Israel bertanggung jawab, dengan satu cara atau yang lain, atas serangan ini guna mempermalukan kepemimpinan Mesir dan menciptakan masalah baru di perbatasan untuk menghancurkan upaya-upaya mengakhiri pengepungan (Israel) atas Jalur Gaza," kata Haniya.
"Tidak ada orang Palestina yang ingin membunuh seseorang di Mesir. Setiap serangan terhadap keamanan Mesir juga merupakan serangan terhadap keamanan Palestina," kata Haniya, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan usai pertemuan darurat pemerintah Hamas.
"Kami meminta Mesir membahas semua masalah terkait dengan kepentingan timbal-balik antara Mesir dan Palestina," kata Haniya.
Mesir mengatakan, 35 orang bersenjata yang mengenakan pakaian Suku Badui, Ahad, memberondongkan tembakan ke arah pasukan penjaga perbatasan sebelum menyeberang ke Israel dengan sebuah kendaraan lapis baja. Israel mengatakan, lima orang bersenjata tewas di sisi perbatasannya.(ant/@cool)