Satelit9.com,Semarang- Ahmatdi seorang warga Surabaya yang berjalan kaki menuju Jakarta untuk bertemu Jokowi hari ini Jumat Sore(16/11) tiba di Kota Semarang.Dengan membawa affiche bertuliskan Saya punya hajat kalau Pak Jokowi jadi Gubernur Jakarta saya mau jalan kaki dari Tugu Palawan Surabaya sampe ke kota Jakarta mau ketemu Pak Jokowi. Nama Ahmat laki laki asal Rembang Selatan No. 61A Kecamatan Demak Surabaya tersebut nekat berjalan kaki menuju Ibu Kota Jakarta hanya untuk bertemu Jokowi yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Berawal dari mimpinya bertemu dengan wanita gemuk di siang bolong pada hari Kamis (8/11), ia membulatkan niatnya menemui Jokowi hanya untuk menyalaminya dan berkata berhati-hati pada Jokowi karena orang jujur banyak musuhnya.Saya harus bertemu dengannya. Ingin bersalaman dan berkata hati-hati karena orang jujur itu banyak musuhnya ucapnya.
Berangkat dari rumahnya pada hari Jumat (9/11) pukul 00.00 waktu setempat, ia hanya bebekal pakaian yang kini dikenakannya dan modal uang Rp 2.000 saja. Meski tak diperbolehkan oleh anak dan istrinya, Ia nekat berjalan demi menyampaikan pesan dalam mimpi yang tak pernah dialaminya.
Saat hujan turun, pria kelahiran 12 Desember 1973 ini lebih memilih menyelamatkan tulisan yang dibawanya, ketimbang membalut tubuhnya yang lusuh dengan kaos merah lengan pendeknya. Sungguh perjalanan yang memilukan hanya untuk mengingatkan arti kejujuran kepada sang Gubernur Jakarta.
Ia berharap agar orang-orang tidak mencelanya karena menganggapnya gila dan kurang kerjaan. Terlebih, aksinya sama sekali tak di dukung oleh keluarganya. Beralaskan sandal karet dan kaos kaki hasil pemberian pedagang soto yang baik hati, ia melangkah dengan pasti dan cepat agar bisa bejumpa dengan Jokowi, pemimpin yang dianggapnya jujur dan bersih. Saya minta maaf tidak bisa berlama-lama di sini. Saya mau melanjutkan perjalanan dulu ya, supaya bisa bertemu sama Pak Jokow, lanjutnya.
Aksi berjalan yang dipilih Ahmatdi merupakan bentuk kepedulian rakyat kecil terhadap pemerintahan yang bersih, mengingat sudah terlalu banyak koruptor busuk yang bertopeng atas nama rakyat hidup dan makmur di Indonesia.(Dedi)