Satelit9.com,Mogadishu- Perompak Somalia membebaskan dua sandera warga negara Seychelles setelah menahan mereka selama setahun.
Menurut sejumlah pejabat dari kedua negara, kedua nelayan itu dibajak pada November tahun lalu di kapal mereka, Aride, sekitar 65 mil sebelah barat Mahe di Seychelles dan dibawa ke kota pelabuhan Hobyo, Somalia, sebuah pangkalan para perompak, sebelum dibawa ke wilayah tengah negara itu di Adado, tempat mereka ditahan.
"Kantor presiden mengkonfirmasi bahwa, setelah upaya menyeluruh Presiden James Michel, Rolly Tambara dan Marc Songoire dibebaskan di Somalia, tempat mereka disandera selama setahun terakhir," kata kantor Presiden Seychelles dalam sebuah pernyataan.
"Kedua nelayan Seychelles itu kini berada di sebuah tempat yang aman dan pengaturan sedang dilakukan bagi kepulangan mereka ke Seychelles dengan sarana batten cepat," katanya.
Seorang perompak bernama Mohamed dari Adado mengatakan pada Sabtu larut malam, penculik telah menerima uang tebusan sebesar tiga juta dolar. Konfirmasi independen mengenai hal itu belum didapat.
Ahad, komisaris wilayah Adado, Somalia tengah, Ahmed Salad, mengatakan kepada Reuters, kedua orang itu diterbangkan setelah negosiasi dengan pemerintah Somalia dan Seychelles.
Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.
Menurut Ecoterra International, organisasi yang mengawasi kegiatan maritim di kawasan itu, lebih dari 40 kapal asing dan lebih dari 500 pelaut hingga kini masih ditahan oleh perompak.
Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.
Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat batten rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun batten banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan, termasuk 68 pembajakan yang berhasil dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut seorang menteri Puntland.
Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (eko)
