Satelit9.com,Lombok-Tiga tenaga kerja Indonesia asal Lombok, tewas mengenaskan di Malaysia dan diduga menjadi korban perdagangan organ tubuh.Ketiga TKI tersebut adalah Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Noon (28), asal Desa Pancor Kopong Pringgasela Selatan dan Pengadangan, Lombok Timur.
Sebelumnya, pihak keluarga mendapat informasi kalau 3 TKI itu telah tewas. Mereka mendapatkan info itu setelah salah seorang keluarga korban membaca koran lokal di Malaysia 26 Maret 2012, tentang penemuan motor tak dikenal.
Motor itu ditemukan di daerah pemancingan yang dikunjungi 3 TKI itu. Pihak keluarga yang membaca koran tersebut pun mendatangi rumah sakit setempat, dan menemukan 3 TKI itu telah meninggal pada 30 Maret 2012 dengan keterangan luka tembak.
Kendati mendapat keterangan resmi dari rumah sakit, namun salah satu keluarga korban menemukan kejanggalan terhadap jasad 3 TKI tersebut. Kejanggalan itu terdapat pada jahitan tubuh korban.
Pada tubuh ketiga TKI tersebut terdapat jahitan yang sama. Semua korban dijahit pada bagian kedua matanya, di dada bagian atas dari dekat lengan kanan ke lengan kiri terdapat jahitan lurus melintang.
Jahitan juga terlihat dari dada hingga ke bagian tengah perut nyambung tengah jahitan atas terjahit hingga bawah pusar, sementara di bawah pusar terlihat jahitan dari perut bagian kiri hingga bagian kanan.
Migrant Care sangat menyayangkan sikap KBRI Kuala Lumpur yang tidak mengecek penyebab kematian 3 TKI asal Lombok yang diduga menjadi korban perdagangan organ tubuh.
“KBRI teledor karena tidak melakukan kroscek dan memastikan kondisi para korban. Apalagi ini disebutkan dalam dokumennya sebagai korban penembakan,” kata Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, saat dihubungi, hari ini
Seharusnya, KBRI mengetahui penyebab pasti tewasnya ketiga TKI tersebut sebelum dipulangkan ke Indonesia dan tidak hanya mempercayai dokumen yang ada.
“Kalaupun itu penembakan karena kasus kriminal, kasus yang mana? Proses hukumnya sejauh apa? Masa ada warganya sendiri ditembaki malah didiamkan,” kata Anis yang menduga ketiga TKI tersebut menjadi korban penjualan organ.
Aktivis pekerja migran tersebut juga menyayangkan Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan (BNP2) TKI yang tidak mengetahui kejanggalan tewasnya 3 TKI tersebut. Padahal, salah satu jasad TKI dihantarkan dengan menyewa ambulans milik BNP3TKI (Badan Nasional Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI) yang merupakan kepanjangan tangan dari BNP2TKI Pusat. “Mereka tahu tapi tidak ada respons apa-apa,” ujar Anis.
BANTAH
Sementara itu Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur membantah 3 TKI asal Lombok yang tewas menjadi korban perdagangan organ.
Wakil Dubes RI untuk Malaysia, Mulya Wirawan mengatakan ketiga TKI tersebut tewas ditembak polisi Malaysia karena kasus kriminal.
“Jadi perlu saya luruskan. Berdasarkan laporan sementara dari kepolisian Malaysia, kejadian itu terjadi 25 Maret jam 5.00 pagi (waktu setempat). Ketika sedang patroli, polisi melihat tiga orang mencurigakan bertopeng dan memegang parang. Waktu didekati, mereka melawan. Terjadilah baku tembak. Mereka tewas karena ditembak polisi,” ujar Mulya Wirawan.
Mulya membenarkan adanya jahitan di beberapa bagian tubuh dari ketiga korban. Namun jahitan itu lanjut dia, tidak terkait perdagangan organ sebagaimana dituduhkan Migrant Care.
“Bekas jahitan itu betul, tapi jahitan itu terkait kasus pidana dan merupakan jahitan autopsi, seperti prosedur yang biasa dilakukan di kepolisian kita. Autopsi itu dilakukan instansi resmi, RS. Saya tidak ketemu logikanya jika instansi resmi seperti RS dan kepolisian dengan sengaja melakukan perdagangan organ, itu aib besar,” bantahnya.
Kementerian Luar Negeri juga telah memerintahkan KBRI Kuala Lumpur melakukan penyelidikan dengan menggali informasi soal 3 TKI itu. “Kita minta KBRI follow-up apa yang terjadi, karena itu kan baru dugaan,” jelas Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Tatang Razak.
Sedangkan Kemenakeertrans melalui Kepala Pusat Humasnya Suhartono mengatakan kasus ini sudah ditangani Kemenlu dan akan dilakukan penyelidikan lanjutan.(col/sbk)