“Tidak hanya dari anggota tetapi juga muelalui SPG yang cantik-cantik datang menawari senjata api. Saya tidak tahu apa anggota DPR yang menawari juga punya hubungan bisnis dengan SPG itu,” kata anggota Komisi V DPR dari FPPP, Arwani Thomafi.kepada satelit9.com Minggu(13/5) beberapa saat yang lalu.
Harganya bervariasi tergantung dari jenisnya. Kisarannya antara 5000 – 6000 dolar AS. Harga itu dihitung per paket yang meliputi izin dan training. “Tapi saya tidak tertarik jadi mau yang nawari anggota DPR maupun SPG cantik, tetap saja nggak beli,” ujarnya. “Saya malah takut kalau nggak bisa pakai malah bahaya.”
Dikatakan, orang-orang yang menawari umumnya memang tidak langsung menawarkan senjata api. Mereka biasanya ngobrol macam-macam dan pada akhirnya menawarkan senjata itu. “Yang ditawarkan macam-macam dari peluru karet atau yang lain,” ucapnya. “Tapi meski karet kalau dekat saya kira juga bahaya.”
DI DPR BANYAK
Karena penawarannya gencar tidak mengherankan kalau banyak anggota DPR yang memiliki senjata mematikan ini. Padahal menurutnya, sebagai wakil rakyat asalkan berbuat sesuai tugasnya tidak perlu harus melengkapi diri dengan senjata api itu.
“Rakyat perlu ketenangan bukan kecemasan. Mereka pasti akan cemas kalau melihat ada yang membawa senjata,” ujarnya. “Sangat tidak perlu, kita ini kan berhadapan dengan rakyat, ya harus menghadirkan suasana dan sikap yang harus membuat masyarakat nyaman. Jangan membuat suasana tidak aman dengan membawa senjata.”
Dia berharap Polri menertibkan perizinan senjata api. Karena peredaran senjata api di masyarakat sudah membahayakan dan meresahkan. “Tertibkan izin dan stop impor senjata untuk kalangan sipil karena membahayakan.” (col/sbk)