Satelit9.com,Jakarta-Pengamat politik, Ray Rangkuti meyakini jika, akan ada kambing hitam dalam dugaan kasus korupsi pengadaan Al-quran di Departemen Agama yang berjumlah puluhan miliar rupiah. Sebab, kata dia, teori Komisi Pemberantasan Korupsi selama ini selalu menggunakan sistem catut nama dari salah seorang anak buah suatu perusahaan atau departemen ketika kasus korupsi itu akan menjalar ke atasan.
"Catatan saya adalah anak buah akan menjadi korban. Kali ini saya berharap KPK tidak menggunakan teori bubur panas, pinggirnya sih kena, tapi pas sama tengah muncullah kasus baru dan kasus yang absolutist tidak terselesaikan," kata Ray usai diskusi polemik tentang Caleg didanai Parpol, Sabtu (23/6).
Selain itu, ia juga berharap KPK mengubah sistem penyelesaian kasus korupsi. Menurutnya, jika selama ini KPK menelusuri kasus korupsi dari bawah baru ke atas, maka sekarang sdari atas baru ke bawah. Sebab, kata dia, bawahan tidak mungkin bisa bekerja sendiri saat melakukan pratik korupsi.
"Siapa yang membuat anak buah ini bekerja untuk pengadaan korupsi tersebut. Karena dugaan saya, pelaku dalam melakukan tersebut tidak sepengetahuan yang di atasnya, setidaknya melakukan pembiaran," katanya.
Menurut Ray, pejabat yang melakukan pembiaran tersebut harus kena sanksi. Yakni dicopot jabatannya karena tidak mampu mengawasi. Masih kata dia, tugas pejabat itu bukan hanya melakukan kebijakan tapi juga melakuka pengawasan.
Dirinya menduga, kasus yang terjadi ketika masa pengangkatan Nazarudin Umar sebagai Wakil Menteri Agama akan sama dengan kasus lainnya, seperti BLBI, Century, Hambalang dan wisma atlet.
"Kalau dilihat sih ya kaya bubur panas, enggak akan sampai ke pusatnya. Seperti kasus Century, Hambalang, Wisma Atlit, BLBI dan suap Gubernur BI," kata dia.(@cool)