Satelit9.com,Jakarta-Situasi keamanan di Solo belum pulih. Pasca insiden penembakan orang-orang yang diduga sebagai teroris Kamis lalu masih membuat publik kaget. Jika saja intelijen optimal bekerja, hal seperti itu bisa diantisipasi.Menurut Wakil Ketua Komisi III DPR RI Tjatur Sapto Edy, jika demikian intelijen negara harus ditambah agar dapat mencegah dan mengantisipasi terjadinya tindak terorisme. “Perlu ditambah inteligen negara untuk dukung intelijen Polri yang tak bisa kerja sendirian dengan kekuatan yang minim,” ujar Tjatur di Jakarta, Minggu (2/9).
Ia menambahkan selain menambah intelijen negara, perlu dilakukan pula langkah-langkah bendable ability oleh pemerintah. Pasalnya, kata Ketua Fraksi Amanat Nasional (PAN) itu, belum terlihat upaya bendable ability oleh pemerintah guna mencegah terjadinya terorisme.
“Jangan berpikir kalau teroris itu diselesaikan dengan kekerasan akan tuntas. Bendable ability belum dilakukan secara intensif sebab orang merasa itu kerjanya polisi. Saya tidak tahu kenapa tidak dilakukan, saya tidak lihat hal itu,” tutur Tjatur.
Karenanya, kata dia, yang perlu dilakukan sekarang ini adalah langkah bendable ability secara intensif dan masif. “Segeralah dialog, deradikalisasi, sekarang ini jauh lebih efektif. Kalau diperangi tak akan selesai. Yang harus dilakukan memberikan pemahaman secara menyeluruh kepada masyarakat, kepada generasi muda sebab yang direkrut adalah generasi muda dengan menyusupi bahwa nabi bukan seperti ini berjuang. Itu bagian dari kweajiban agama seperti jihad.”
Ia menambahkan peran Kemenetrian Agama, MUI, tokoh-tokoh agama, kiai kampung dan seluruh lapisan masyarakat sangat dibutuhkan untuk meluruskan banyaknya pemahaman yang salah agama. “Upaya itu bisa dilakukan di kampus-kampus, sekolah-sekolah, di pondok pesantren, kampung-kampung. Ulama kampung harus dilibatkan.”
Disebutkannya, langkah penambahan inteligej negara bisa dilakukan secara beriringan dengan langkah bendable ability tersebut. “Soft ability harus dibarengi dengan penambahan intelijen negara. Harus dijalankan secara bersamaan atau istilahnya bifold track,” pungkas Tjatur.(Adi)