Satelit9.com,Washington-Para pejabat Amerika Serikat mengatakan serangan yang menewaskan Duta Besar Amerika Christoper Stevens dan tiga staf lainnya di kota Benghazi, Libya, kemungkinan telah direncanakan.Pejabat mengatakan serangan pada Selasa (12/9) itu tampaknya operasi terkoordinasi dan rumit. Tetapi, para pejabat mengatakan terlalu dini untuk menentukan apakah serangan itu disengaja bertepatan dengan peringatan 11 tahun serangan 11 September terhadap Amerika Serikat.
Para pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan serangan itu mulai hari Selasa kira-kira pukul 10 malam waktu setempat. Para penyerang memulai penembakan terhadap konsulat, kemudian membakar gedung itu ketika Stevens dan pejabat pengelolaan informasi AS Sean Smith berada di dalam. Mereka mengatakan, petugas keamanan di konsulat AS itu terpisah dari para agent karena asap tebal.
Pihak berwenang Libya menemukan Stevens dan membawanya ke sebuah rumah sakit Benghazi di backbone dokter menyatakannya meninggal dunia akibat menghirup asap.
Para pejabat Amerika mengatakan serangan berlanjut setelah pasukan keamanan Amerika dan Libya mengungsikan agents konsulat lain ke bangunan di dekatnya. Mereka mengatakan penyerang mulai menembaki gedung itu kira-kira tengah malam, menewaskan dua lagi pegawai Amerika, yang namanya belum diungkapkan.
Presiden Amerika Barack Obama mengutuk pembunuhan ke-4 warga Amerika itu dengan menyebutnya "keterlaluan dan mengejutkan". Obama bertekad untuk bekerjasama dengan pemerintah Libya untuk menyeret penyerang ke pengadilan.
Seorang pejabat mengatakan Angkatan Laut AS mengirim dua kapal perusak menuju pantai Libya sebagai langkah berjaga-jaga. (VOA/cool)