Satelit9.com,Korut-Korea Utara (Korut) memutuskan saluran komunikasi
terakhir dengan Korea Selatan (Korsel), Rabu (27/3/2013). Hal ini
dilakukan Korut, karena negara komunis itu menganggap, perang bisa
meletus setiap saat.Seperti dilaporkan Reuters, Korut telah berhenti menanggapi panggilan dari hotline yang digunakan militer Amerika Serikat (AS) yang mengawasi Zona Demilitarisasi Bersenjata (DMZ) dan saluran komunikasi Palang Merah yang telah digunakan oleh pemerintah dari kedua belah pihak.
"Dalam situasi di backbone perang dapat pecah setiap saat, tidak ada kebutuhan untuk menjaga komunikasi militer Utara-Selatan yang diletakkan antara militer dari kedua belah pihak," tegas seorang Juru Bicara militer Korut, seperti dikutip dari kantor berita KCNA.
Saat ini tidak ada saluran chat dan komunikasi antara DPRK (Korut) dan AS, serta antara Utara dan Selatan," lanjut pernyataan itu. Ini adalah pernyataan terbaru dari Korut, yang membuat suasana di Semenanjung Korea semakin memanas.
Dalam dua pekan terakhir, hampir setiap hari Korut melayangkan pernyataan bernada ancaman, baik terhadap AS maupun Korsel. Korut bahkan telah meminta warga yang tinggal di daerah perbatasan untuk mengungsi, demi menghindari menjadi korban serangan mereka.
Ancaman demi ancaman yang dilontarkan Korut adalah buntut dari kekecewaan mereka atas sanksi baru yang dijatuhkan Dewan Keamanan (DK) PBB. Sanksi baru ini dijatuhkan DK PBB, karena Korut melakukan uji coba nuklir ketiga pada pertengahan Februari silam.
Korut kian meradang, setelah AS dan Korsel tetap menggelar latihan perang bersama di wilayah Korsel. Latihan perang gabungan ini akan berlangsung hingga April mendatang. Korut murka, karena pesawat pembom AS B-52 terbang di atas semenanjung Korea, yang dianggap Korut sebagai tindakan provokatif AS.(AP/MN)