Satelit9.com,Jakarta- Air susu ibu (ASI) menjadi makan terbaik bagi bayi usia 0-6 bulan. Selama enam bulan pertama memang disarankan bayi hanya mendapatkan ASI. Pertanyaannya adalah apakah bayi juga boleh diberikan air putih, selain ASI?
“Tergantung kondisinya. Jika bagi sembelit boleh saja diberikan air putih, atau untuk membasuh mulutnya. Yang patut diingat, pemberian air putih jangan sampai mengurangi jatah ASI untuk si bayi,” kata dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Nastiti Kaswandani.
Terkait dengan pemberian ASI donor yang belakangan marak, Nastiti menyarankan sebaiknya diketahui asal usul ASI dengan jelas. “Jangan sampai malah ASI donor itu menimbulkan masalah pada bayi, misalnya menularkan penyakit jika sumbernya tidak jelas,” ujarnya.
Sejatinya, kata Nastiti, setiap ibu mampu memberikan ASI eksklusif untuk bayinya. “Kecuali untuk kondisi khusus, misalnya ibu yang terkena HIV-AIDS memang tak disarankan menyusui bayinya karena dikhawatirkan terjadi penularan penyakit melalui ASI,” ujar Nastiti.
Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu yang menyusui harus banyak mengonsumsi cairan. “Daun katuk memang meningkatkan produksi ASI. Namun jika tak diimbangi konsumsi banyak cairan hal itu tak banyak membantu,” ujarnya.
Cairan yang diasup ibu menyusui bukan hanya dari air minum, namun bisa dari sumber lain, seperti sayuran atau buah. Untuk kasus lain, seperti bayi yang cegukan, lebih baik diberikan ASI langsung oleh sang ibu daripada diberikan air putih (dinda)
Untuk meningkatkan produksi ASI, ibu yang menyusui harus banyak mengonsumsi cairan. “Daun katuk memang meningkatkan produksi ASI. Namun jika tak diimbangi konsumsi banyak cairan hal itu tak banyak membantu,” ujarnya.
Cairan yang diasup ibu menyusui bukan hanya dari air minum, namun bisa dari sumber lain, seperti sayuran atau buah. Untuk kasus lain, seperti bayi yang cegukan, lebih baik diberikan ASI langsung oleh sang ibu daripada diberikan air putih (dinda)