Satelit9.com,Gresik- Semburan lumpur yang disertai gas di Desa
Metatu, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, telah berhenti.
Sisa semburan menghasilkan lubang menganga dengan bore tiga beat dengan
kedalaman lima meter.
"Semburan lumpur yang sudah berlangsung selama dua pekan telah berhenti secara alami," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Hari Sucipto, Selasa malam(27/11).
Namun, masyarakat tetap antusias untuk melihat sisa semburan tersebut meski sudah dilarang. "Warga tetap kita larang untuk mendekat di bekas pusat semburan yang terlihat menganga. Itu sebagai antisipasi munculnya semburan kembali," katanya.
Menurut salah satu warga Agus, berhentinya semburan lumpur di Desa Metatu kali pertama diketahui sejak Senin (26/11) pagi. Intensitas semburan terus melemah setiap harinya.
Semburan lumpur di Desa Metatu, awalnya mulai muncul pada Selasa (13/11) malam. Menurut warga ketinggian awal semburan lumpur saat itu mencapai sekitar 10 meter. (Kumbang Ari/TII)
"Semburan lumpur yang sudah berlangsung selama dua pekan telah berhenti secara alami," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Hari Sucipto, Selasa malam(27/11).
Namun, masyarakat tetap antusias untuk melihat sisa semburan tersebut meski sudah dilarang. "Warga tetap kita larang untuk mendekat di bekas pusat semburan yang terlihat menganga. Itu sebagai antisipasi munculnya semburan kembali," katanya.
Menurut salah satu warga Agus, berhentinya semburan lumpur di Desa Metatu kali pertama diketahui sejak Senin (26/11) pagi. Intensitas semburan terus melemah setiap harinya.
Semburan lumpur di Desa Metatu, awalnya mulai muncul pada Selasa (13/11) malam. Menurut warga ketinggian awal semburan lumpur saat itu mencapai sekitar 10 meter. (Kumbang Ari/TII)
