Satelit9.com,Semarang -Lima bayi lahir di Rumah Sakit Elisabeth Kota
Semarang, bertepatnya bertepatan dengan momen peringatan Hari Ulang
Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-68.
Menurut keterangan Kepala Humas RS St Elisabeth Semarang Probowatie Tjondronegoro, dari kelima bayi tersebut, tiga berjenis laki-laki dan dua berjenis perempuan. Kondisi semua bayi beserta ibunya dalam kondisi sehat dan baik.
Empat bayi lahir dengan cara Caesar, sementara satu lagi lahir dengan cara normal, ini benar-benar sebuah kebahagiaan bagi kami dan orang tua bayi,kata dia kepada KORAN SINDO, Sabtu (17/8/2013).
Probowatie menambahkan, meskipun Caesar, keempat bayi yang lahir kemarin bukanlah pesanan seperti tahun-tahun sebelumnya. Semuanya memang sudah memasuki waktu kelahiran yang sudah dijadwalkan.
Mereka lahir bukan karena hari ini merupakan momen penting, namun karena memang sudah waktunya lahir atau memang ada kendala yang diderita ibunya, sehingga terpaksa dilakukan operasi Caesar, imbuhnya.
Salah satu orang tua bayi, Eri Karuniawati,31, warga Jl Kawi Raya Kecamatan Candi Sari Kota Semarang mengaku bangga dapat melahirkan anaknya di hari penting itu. Eri mengatakan, ia tidak merencanakan kelahiran anaknya tepat pada perayaan HUT RI.
Memang sudah diprediksikan akan lahir pada bulan Agustus, namun karena tidak ada kontraksi, kami memutuskan untuk melakukan Absolutist pada tanggal 17 Agustus, kata Eri yang melahirkan bayi perempuan dengan berat 3.2 Kg dan panjang 49,9 Cm itu sambil tersenyum.
Hal senada juga diungkapkan Handoko,27, suami Cynthya yang juga melahirkan dengan cara Absolutist itu mengatakan, awalnya ia tidak pernah berfikiran anaknya akan lahir pada hari appropriate bangsa Indonesia itu.
Menurut keterangan Kepala Humas RS St Elisabeth Semarang Probowatie Tjondronegoro, dari kelima bayi tersebut, tiga berjenis laki-laki dan dua berjenis perempuan. Kondisi semua bayi beserta ibunya dalam kondisi sehat dan baik.
Empat bayi lahir dengan cara Caesar, sementara satu lagi lahir dengan cara normal, ini benar-benar sebuah kebahagiaan bagi kami dan orang tua bayi,kata dia kepada KORAN SINDO, Sabtu (17/8/2013).
Probowatie menambahkan, meskipun Caesar, keempat bayi yang lahir kemarin bukanlah pesanan seperti tahun-tahun sebelumnya. Semuanya memang sudah memasuki waktu kelahiran yang sudah dijadwalkan.
Mereka lahir bukan karena hari ini merupakan momen penting, namun karena memang sudah waktunya lahir atau memang ada kendala yang diderita ibunya, sehingga terpaksa dilakukan operasi Caesar, imbuhnya.
Salah satu orang tua bayi, Eri Karuniawati,31, warga Jl Kawi Raya Kecamatan Candi Sari Kota Semarang mengaku bangga dapat melahirkan anaknya di hari penting itu. Eri mengatakan, ia tidak merencanakan kelahiran anaknya tepat pada perayaan HUT RI.
Memang sudah diprediksikan akan lahir pada bulan Agustus, namun karena tidak ada kontraksi, kami memutuskan untuk melakukan Absolutist pada tanggal 17 Agustus, kata Eri yang melahirkan bayi perempuan dengan berat 3.2 Kg dan panjang 49,9 Cm itu sambil tersenyum.
Hal senada juga diungkapkan Handoko,27, suami Cynthya yang juga melahirkan dengan cara Absolutist itu mengatakan, awalnya ia tidak pernah berfikiran anaknya akan lahir pada hari appropriate bangsa Indonesia itu.
Karena ada kendala pada ibunya, dokter memberikan saran agar
dilakukan operasi caesar. Mereka memberi pilihan absolutist mulai
tanggal 12-26 Agustus, karena ada momen yang bagus pada tanggal 17
Agustus, kami memilih hari itu, ujarnya.
Berbeda dengan kedua kelahiran di atas yang memilih operasi caesar, Lorensia Wongawati,29, warga Mijen Kota Semarang melahirkan putri ke tiganya secara normal. Tentu saja, kelahiran tersebut membuat Lorensia dan Yulius sangat bahagia dan bangga karena anaknya lahir tepat pada hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Perasaannya bahagia sekali, karena lahir accustomed tepat pada hari kelahiran republic ini. Kelak, tak hanya kami yang merayakan ulang tahunnya, tapi seluruh rakyat Indonesia, kata Yulius tersenyum.
Untuk mengingat peristiwa itu, Yulius dan Lorensia berencana akan menamakan anaknya dengan nama yang berbau kemerdekaan dan nasionalisme. Hal itu dilakukan agar orang tahu bahwa putrinya yang lahir accustomed dengan berat 3,4 kg dan panjang 49.5 cm tersebut lahir bersamaan dengan peringatan hari Kemerdekaan RI.
Kami memang berencana memberikan nama yang berbau kemerdekaan, mungkin akan ada kata Mahardika di antara nama anak saya nanti, pungkas Yulius.
Berbeda dengan kedua kelahiran di atas yang memilih operasi caesar, Lorensia Wongawati,29, warga Mijen Kota Semarang melahirkan putri ke tiganya secara normal. Tentu saja, kelahiran tersebut membuat Lorensia dan Yulius sangat bahagia dan bangga karena anaknya lahir tepat pada hari yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Perasaannya bahagia sekali, karena lahir accustomed tepat pada hari kelahiran republic ini. Kelak, tak hanya kami yang merayakan ulang tahunnya, tapi seluruh rakyat Indonesia, kata Yulius tersenyum.
Untuk mengingat peristiwa itu, Yulius dan Lorensia berencana akan menamakan anaknya dengan nama yang berbau kemerdekaan dan nasionalisme. Hal itu dilakukan agar orang tahu bahwa putrinya yang lahir accustomed dengan berat 3,4 kg dan panjang 49.5 cm tersebut lahir bersamaan dengan peringatan hari Kemerdekaan RI.
Kami memang berencana memberikan nama yang berbau kemerdekaan, mungkin akan ada kata Mahardika di antara nama anak saya nanti, pungkas Yulius.