Satelit9.com,Garut-Puluhan warga korban keracunan massal pasca
menyantap hidangan pesta pernikahan Sabtu 10 November malam, dirawat di
Aula Kecamatan Tarogong Kaler. Perawatan terhadap puluhan warga ini
terpaksa dilakukan di aula karena keterbatasan tempat di Puskesmas
Tarogong.
Perawat Kepala Puskesmas Tarogong Saprudin mengatakan warga Kampung Pasir Malang, Desa Tanjung Kamuning Kaler, Kecamatan Tarogong Kaler, yang mengalami gejala keracunan masih terus berdatangan hingga pukul 10.00 WIB siang, Senin (12/11/2012). Hingga kini jumlah warga korban keracunan bertambah menjadi 87 orang.
Tempat di puskesmas kami terbatas. Di tambah, pada hari ini kami sudah mulai memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang lain. Oleh karena itulah, untuk penanganan puluhan warga yang mengalami gejala ini kami pindahkan ke aula kecamatan,kata Saprudin saat ditemui.
Dari ke-87 warga korban, sebut dia, dua orang dilarikan ke RSUD dr Slamet Garut karena mengalami gejala parah, yaitu kejang-kejang. Sedangkan 28 orang lainnya, menjalani rawat jalan dan telah diperbolehkan pulang.
Jadi, yang menjalani rawat inap di puskesmas dan aula absolute sebanyak 57 orang, sebutnya.
Sampel makanan yang dikonsumsi warga korban sendiri saat ini tengah diperiksa kandungannya di Laboratorium Bandung. Saprudin menyatakan, peristiwa ini termasuk ke dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).
Dokter Umum Puskesmas Tarogong dr Martinus Toro menjelaskan, gejala yang dialami puluhan warga ini mengarah ke gejala keracunan. Dari pemeriksaan yang ia lakukan, seluruh korban mengalami gejala serupa seperti mual, muntah, pusing, demam, dan rasa panas di dada.
Perawat Kepala Puskesmas Tarogong Saprudin mengatakan warga Kampung Pasir Malang, Desa Tanjung Kamuning Kaler, Kecamatan Tarogong Kaler, yang mengalami gejala keracunan masih terus berdatangan hingga pukul 10.00 WIB siang, Senin (12/11/2012). Hingga kini jumlah warga korban keracunan bertambah menjadi 87 orang.
Tempat di puskesmas kami terbatas. Di tambah, pada hari ini kami sudah mulai memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang lain. Oleh karena itulah, untuk penanganan puluhan warga yang mengalami gejala ini kami pindahkan ke aula kecamatan,kata Saprudin saat ditemui.
Dari ke-87 warga korban, sebut dia, dua orang dilarikan ke RSUD dr Slamet Garut karena mengalami gejala parah, yaitu kejang-kejang. Sedangkan 28 orang lainnya, menjalani rawat jalan dan telah diperbolehkan pulang.
Jadi, yang menjalani rawat inap di puskesmas dan aula absolute sebanyak 57 orang, sebutnya.
Sampel makanan yang dikonsumsi warga korban sendiri saat ini tengah diperiksa kandungannya di Laboratorium Bandung. Saprudin menyatakan, peristiwa ini termasuk ke dalam Kejadian Luar Biasa (KLB).
Dokter Umum Puskesmas Tarogong dr Martinus Toro menjelaskan, gejala yang dialami puluhan warga ini mengarah ke gejala keracunan. Dari pemeriksaan yang ia lakukan, seluruh korban mengalami gejala serupa seperti mual, muntah, pusing, demam, dan rasa panas di dada.
Semuanya
dehidrasi. Penanganan yang diberikan berupa cairan infus, obat telan
dan yang dimasukan ke dalam infus, dan cairan oralit. Untuk warga yang
mengalami kejang, kami sudah rujuk ke RSUD agar ditangani lebih
intensif tandasnya.
Menurut Martinus, bila gejala yang dialami puluhan warga ini tidak segera ditangani, agency ginjal mereka akan terkena dampaknya. Maka dari itu, penanganan berupa pemberian cairan merupakan hal pertama yang mesti dilakukan.
Untuk kesembuhan, tergantung dari kondisi pasien masing-masing. Berdasarkan pengalaman, para pasien yang mengalami gejala ini dapat ditolong dan disembuhkan setelah menjalani perawatan selama dua hingga tiga hari, tandasnya.
Sebelumnya, puluhan warga Kampung Pasir Malang, yang mengalami keracunan massal berdatangan secara serempak ke Puskesmas Tarogong pada Minggu 11 November abscessed lalu. Jumlah warga yang menjadi korban keracunan pasca mengonsumsi hidangan hajatan ini terus mengalami peningkatan.
Rata-rata, warga mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, demam, dan rasa panas di dada setelah memakan hidangan kentang goreng dan cabai hijau. (deva)
Menurut Martinus, bila gejala yang dialami puluhan warga ini tidak segera ditangani, agency ginjal mereka akan terkena dampaknya. Maka dari itu, penanganan berupa pemberian cairan merupakan hal pertama yang mesti dilakukan.
Untuk kesembuhan, tergantung dari kondisi pasien masing-masing. Berdasarkan pengalaman, para pasien yang mengalami gejala ini dapat ditolong dan disembuhkan setelah menjalani perawatan selama dua hingga tiga hari, tandasnya.
Sebelumnya, puluhan warga Kampung Pasir Malang, yang mengalami keracunan massal berdatangan secara serempak ke Puskesmas Tarogong pada Minggu 11 November abscessed lalu. Jumlah warga yang menjadi korban keracunan pasca mengonsumsi hidangan hajatan ini terus mengalami peningkatan.
Rata-rata, warga mengalami gejala seperti mual, muntah, pusing, demam, dan rasa panas di dada setelah memakan hidangan kentang goreng dan cabai hijau. (deva)