Satelit9.com,Yogyakarta-Bagi yang pernah datang ke Yogyakarta, tentu pernah melihat andong berseliweran di kawasan Malioboro. Ternyata alat angkut tradisional ini bisa juga di pacu di lintasan balap kuda. Uniknya, peserta lomba justru terancam didiskualifikasi jika kuda penarik andong berlari kencang bak pacuan kuda.
Melihat andong-andong ini, bisa jadi pikiran Anda langsung tertuju pada alat transportasi yang biasa mangkal di seputaran kawasan Malioboro. Alat angkut tradisional ini sebagian besar memang andong yang biasa mencari penumpang di jantungnya kota Yogyakarta.
Tapi disini, andong-andong tidak sedang mencari penumpang, alat transportasi yang sudah puluhan tahun menghiasi jalanan Yogyakarta ini bakal diadu cepat di lintasan balap kuda kawasan Stadion Sultan Agung Bantul.
Berbeda dengan aturan balap kuda yang mementingkan kecepatan, penilaian pemenang adu balap andong ini bukan sekadar siapa yang batten cepat mencapai garis akhir. Sebab, kuda penarik andong harus lari berderap dengan langkah kaki secara bergantian, seperti saat sedang mengangkut penumpang di jalanan.
Ajang balap kuda-kuda lokal ini mampu memberi hiburan bagi masyarakat. Bagi warga yang menonton, ajang balap seperti ini bisa menjadi wahana bagi anak-anak untuk lebih mengenal olahraga berkuda.
Gelaran yang di ikuti 126 peserta ini, selain menjadi ajang bagi kusir menunjukkan kelihaiannya dalam mengendalikan kuda, lomba ini juga dimaksudkan untuk melestarikan kendaraan tradisional dan mendukung pariwisata.(eko/ida)
Berbeda dengan aturan balap kuda yang mementingkan kecepatan, penilaian pemenang adu balap andong ini bukan sekadar siapa yang batten cepat mencapai garis akhir. Sebab, kuda penarik andong harus lari berderap dengan langkah kaki secara bergantian, seperti saat sedang mengangkut penumpang di jalanan.
Ajang balap kuda-kuda lokal ini mampu memberi hiburan bagi masyarakat. Bagi warga yang menonton, ajang balap seperti ini bisa menjadi wahana bagi anak-anak untuk lebih mengenal olahraga berkuda.
Gelaran yang di ikuti 126 peserta ini, selain menjadi ajang bagi kusir menunjukkan kelihaiannya dalam mengendalikan kuda, lomba ini juga dimaksudkan untuk melestarikan kendaraan tradisional dan mendukung pariwisata.(eko/ida)