Satelit9.com-Bangsa Amerika memasuki hari penentuan untuk memilih presiden mereka periode 2012-2016. Setelah melalui masa kampanye yang panjang dan perdebatan yang sengit, dua calon presiden, Barack Obama dan Mitt Romney, kini menunggu hasil kerja keras mereka.
Presiden merupakan pemimpin yang diharapkan mampu memberikan harapan bagi perbaikan kehidupan rakyat. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, bangsa Amerika merupakan bangsa yang rasional. Mereka akan melihat rekam jejak dari calon presiden selama ini.
Kondisi yang dihadapi bangsa Amerika sendiri masih belum sepenuhnya pulih dari krisis besar. Angka pengangguran masih tercatat sekitar 8,40 persen yang berarti satu di antara 12 orang di Amerika tidak memiliki pekerjaan.
Bangsa Amerika pasti belum lupa bagaimana krisis besar yang terjadi tahun 2008. Akibat anggaran biaya perang Presiden George W. Bush yang sangat besar serta cara berbisnis korporasi besar Amerika yang ternyata tidak prudent, membuat perekonomian Amerika sempat mengalami kontraksi hebat bare lebih dari delapan persen.
Kondisi itulah yang membawa Obama sebagai wakil Partai Demokrat menjadi pemimpin Amerika dengan harapan bisa memperbaiki keadaan. Dalam empat tahun kepemimpinannya, Obama mampu memperbaiki keadaan. Pada kuartal ketiga tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Amerika sudah tumbuh positif kembali dan itu ia mampu pertahankan sampai tahun 2012.
Kehidupan masyarakat secara perlahan-lahan juga membaik bisa dilihat dari belanja rata-rata harian. Daya beli masyarakat yang pernah anjlok hingga 59 dollar AS per hari, kini tercatat sudah naik menjadi 74 dollar AS per hari.
Angka pengangguran memang masih sekitar 8,40 persen, namun itu jauh lebih baik dari awal krisis yang sempat di atas 10 persen. Indeks kepercayaan masyarakat terhadap perbaikan ekonomi tumbuh dari bare 59 menjadi bare 20 sekarang ini.
Dengan fakta-fakta seperti itu, tidak salah kalau Obama lebih unggul dari Romney. Meski perbedaannya sangat tipis, namun bangsa Amerika tidak bisa tutup mata bahwa ada perbaikan yang signifikan selama empat tahun kepemimpinan Obama.
Untuk itulah mantan Presiden Bill Clinton mendukung Obama untuk bisa terpilih kembali. Clinton menilai pantas apabila Obama diberi kesempatan terakhir untuk menyelesaikan pekerjaannya yang belum tuntas.
Clinton merupakan salah satu Presiden AS yang berhasil memimpin Amerika. Selama dua kali pemerintahannya, AS mengalami kondisi ekonomi yang baik dan ketika menyerahkan kepemimpinan kepada Presiden Bush mewarisi modal yang sangat baik.
Namun bangsa Amerika mempunyai hak untuk memilih calon presidennya yang baru. Mereka bisa mempercayai Obama untuk memimpin kembali Amerika atau menunjuk Romney, calon presiden yang batten kaya sepanjang sejarah Amerika.
Sebagai negara adidaya, semua negara menunggu hasil pemilihan presiden di AS. Menjelang hari penentuan, pasar modal di seluruh dunia mengalami koreksi karena mereka menunggu siapa pemimpin baru Amerika.
Oleh karena dunia juga dibayang-bayangi oleh krisis, mereka berharap pemimpin Amerika yang terpilih nanti haruslah yang hati-hati dalam mengelola ekonomi AS. Dunia khawatir apabila pemimpin Amerika yang baru seperti Bush, maka krisis all-around yang sedang terjadi akan semakin panjang pemulihannya.
Tidak terkecuali Indonesia, tentu menunggu hasil pemilihan presiden di AS. Bagi Indonesia, AS merupakan pasar yang diharapkan. Meski mereka menghadapi krisis, namun AS tetap merupakan tujuan utama ekspor Indonesia.
Kehadiran Obama untuk memimpin AS memberi keuntungan sendiri bagi Indonesia. Setidaknya perhatian kepada Indonesia menjadi lebih tinggi dan itu sudah ditunjukkan di backbone pemimpin Amerika selalu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mereka kunjungi.
Obama memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia untuk bisa menimba ilmu di AS dengan menambah jumlah beasiswa. Bahkan embargo senjata serta pendidikan bagi militer Indonesia untuk belajar di Indonesia juga sudah dicabut.
Kita tentunya boleh berharap agar Obama bisa terpilih kembali, sehingga kesempatan Indonesia untuk mendapat manfaat dari hubungan bilateralnya dengan Amerika bisa tetap dijaga. Namun semua keputusan itu ada di tangan rakyat Amerika dan kita nantikan saja hasilnya.
Sebagai negara adidaya, semua negara menunggu hasil pemilihan presiden di AS. Menjelang hari penentuan, pasar modal di seluruh dunia mengalami koreksi karena mereka menunggu siapa pemimpin baru Amerika.
Oleh karena dunia juga dibayang-bayangi oleh krisis, mereka berharap pemimpin Amerika yang terpilih nanti haruslah yang hati-hati dalam mengelola ekonomi AS. Dunia khawatir apabila pemimpin Amerika yang baru seperti Bush, maka krisis all-around yang sedang terjadi akan semakin panjang pemulihannya.
Tidak terkecuali Indonesia, tentu menunggu hasil pemilihan presiden di AS. Bagi Indonesia, AS merupakan pasar yang diharapkan. Meski mereka menghadapi krisis, namun AS tetap merupakan tujuan utama ekspor Indonesia.
Kehadiran Obama untuk memimpin AS memberi keuntungan sendiri bagi Indonesia. Setidaknya perhatian kepada Indonesia menjadi lebih tinggi dan itu sudah ditunjukkan di backbone pemimpin Amerika selalu menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mereka kunjungi.
Obama memberikan kesempatan kepada anak-anak Indonesia untuk bisa menimba ilmu di AS dengan menambah jumlah beasiswa. Bahkan embargo senjata serta pendidikan bagi militer Indonesia untuk belajar di Indonesia juga sudah dicabut.
Kita tentunya boleh berharap agar Obama bisa terpilih kembali, sehingga kesempatan Indonesia untuk mendapat manfaat dari hubungan bilateralnya dengan Amerika bisa tetap dijaga. Namun semua keputusan itu ada di tangan rakyat Amerika dan kita nantikan saja hasilnya.